KBRN, Peru : Climate Talk to Climate Action yang tertera di Paviliun Indonesia, kian hari kian bertambah seru. Berbagai paparan, pembahasan-pembahasan dan perbincangan terlihat begitu mengasikkan seakan mengalahkan siding-sidang peting yang berlangsung pada saat yang sama pada hari keempat 20 th Conference of Parties (COP) 2014, di Lima Peru, kemarin (04/12/2014).
Ruangan Paviliun Indonesia diramaikan oleh para pengunjung yang berasal dari berbagai Negara peserta COP, dintaranya mereka berasal dari Uganda, Spanyol, Jepang, Inggris, dan Jerman. Ketertarikan mereka bukan hanya kepada program-program yang berlangsung di Paviliun Indonesia dalam SIdang tingkat dunia itu, tetapi juga karena mereka-benar-benar tertarik dengan fakta dilapangan bahwa sebagai Negara agraris Indonesia telah mereka anggap mampu untuk berkembang dan beinovasi.
Seminar siang itu menampilkan pembicara pertama dari Delegasi Khusus dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, DR. Yetti Rusli MSc, yang sempat menyedot pengunjung untuk mendengarkan paparan mengenai Kayu Menjadi Energi : SWEET NAMA. Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim ini memaparkan tentang Frame of Thought (presentation outline), dengan uraian pembahasan mengenai kerjasama mekanisme, hutan Indonesia, perubahan iklim dan REDD+.
Selain Yetti Rusli juga tampil 3 pembicara lainnya yaitu pembicara kedua yaitu Heiner Von Luepke dari Jerman yang merupakan perwakilan dari Lembaga Kerjasama antara German Indonesia (GIZ) yang mengakat topic tentang Enlarging Mitigation Impacts : Recommendations for Replication and Upscaling. Sedang pembicara yang ketiga yaitu Ari Hutala dari Finlandia yang merupakan perwakilan CDKN Deputy CEO dengan tema pembicaraan yaitu Lessons Learned in Implementing Climate Compatible Development.
Beberapa pengunjung yang sangat tertarik diantaranya adalah Athmoghual Sicilia yang merupakan anggota parlemen di Uganda yang mengatakan sangat tertarik dengan berbagai program dan formula yang telah dilakukan sehingga dapat menghasilkan manfaat yang besar dalam hal mengolahan sumber daya alam sekaligus dapat menjaga kelestarian lingkungan dan alam.
“Saya sangat tertarik dengan program Indonesia karena sangat fundamental salah satunya mengenai elemen komitmen, pemerintah terlihat begita amat kuat dengan komitmennya, dan memiliki modul, dasar dari eksperimen dan menjadi acuan itu yang menjadi sangat penting, sy fikir setiap pemerintahan di Asia harus memiliki desain program dan harus memili komitmen untuk itu, tdk hanya komitmen dalam ucapan tetapi komitmen dengan perbuatan (action)”, kata Sicilia
“Kami sangat ingin mengetahui dan berharap kami bias belajar dari Indonesia dan Indonesia dapat memberikan pengalamannya kepada kami mengenai bagaimana agendanya, untuk apa dan program yang baik. Saya ingin berkolaburasi dengan para ahli Indonesia dan belajar tentang agriculture mengenai kayu, gas dan lainlain”, ujarnya.(LH/BCS)
Sementara itu pengunjung lainnya yang juga memberikan apresiasi dan sejumlah pertanyaan diantaranya peserta dari Jepang dan Inggris. Hari kelima COP 2014,untuk pavilion Indonesia besok (05/12/2014) akan menampilkan berbagai topic nahasan yang tidak kalah serunya dengan hari ini yaitu mengenai mewujudkan kinerja reduksi emisi, serta Projek unggulan dari REDD+ di beberapa tempat di Indonesia.**** Lala Hozilah.-
Caption Foto : Yetti Rusli - Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementrian LHK
Sumber :
http://www.rri.co.id/post/berita/124047/luar_negeri/serunya_paviliun_indonesia_pada_sidang_dunia_cop_di_lima_peru.html
0 comments:
Post a Comment
Silakan memberikan komentar :) terimakasih sudah berkunjung ke forestforlife.web.id