Pages

Tuesday, March 4, 2014

Pelaksanaan & Hasil Pertemuan Komite Pengarah FCPF Indonesia Ketiga

(Selasa, 04 Maret 2014) ~ Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) merupakan program kerjasama multilateral yang melibatkan Kementerian Kehutanan (Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan dan Pusat Standardisasi Lingkungan), The World Bank (delivery partner) dan Dewan Kehutanan Nasional. Di Indonesia, Program ini disebut dengan FCPF-REDD+ Readiness Preparation yang bertujuan melengkapi dan menyempurnakan berbagai hal terkait dengan kesiapan Indonesia dalam implementasi REDD+ baik di tingkat sub-nasional, regional dan nasional. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2011 dan dijadwalkan berakhir pada tahun 2014.

Untuk memastikan agar jalannya program sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan dan untuk mendapatkan masukan terhadap berbagai isu strategis lainnya, FCPF-REDD+ Readiness Preparation  melaksanakan  Program Steering Comittee Meeting yang dilaksanakan satu tahun sekali. Pada tanggal 12 Februari 2014, The Third Program Steering Committee (PSC) FCPF Meeting dilaksanakan di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta. Sebelumnya, pertemuan PSC Meeting ke-1 pada bulan Juni 2012 dan PSC Meeting ke-2 dilaksanakan pada  bulan Februari 2013.

The 3rd PSC Meeting ini dilakukan pada tahun terakhir pelaksanaan program FCPF dan dihadiri oleh anggota Program Steering Committee yaitu Kepala Badan Litbang Kehutanan (Dr. Ida Bagus Putra Parthama) sebagai pimpinan sidang,  Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim (Dr. Yetti Rusli), Kepala Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Dr. Kirsfianti L. Ginoga), Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan (Dr. Nur Masripatin), Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Prof. Singgih Riphat), dan Ketua Tim FCPF World Bank (Werner Kornexl). Pertemuan tersebut juga dihadiri peserta lain yang berasal dari berbagai institusi seperti DKN, wakil dari Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan dan Kementerian Keuangan serta Peneliti lingkup Badan Litbang Kementerian Kehutanan.

Pada acara pembukaan Dr. Putera Parthama dan Werner Kornexl memberikan kata sambutan. Acara dilanjutkan dengan presentasi review kegiatan 2013 dan usulan rencana tahun 2014 oleh Kepala Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kepala Pusat Standardisasi dan Lingkungan, World Bank, dan DKN. Banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh empat institusi pelaksana ini diantaranya kegiatan kajian, capacity building, diseminasi, pembentukan jejaring kerja,  serta aplikasi Monitoring karbon hutan berbasis web. Pada umumnya, anggota PSC memberikan apresiasi terhadap perkembangan pelaksanaan FCPF di Indonesia selama tahun 2013 ini.

Pertemuan tersebut berjalan dengan baik dan efektif. Beberapa hal dibahas secara intensif, kegiatan yang diusulkan antara lain meliputi:

  1. Memperbaiki metodologi untuk menentukan REL
  2. Pengembangan Readiness Package (R-Package)
  3. Memperkenalkan dan pembelajaran  tentang carbon fund
  4. Mensintesis hasil kegiatan analisis (analytical works)
  5. Mengintegrasikan data dari pemantauan karbon dengan National Forest Monitoring System (NFMS) yang dikembangkan oleh Ditjen Planologi
  6. Meningkatkan pengetahuan tentang Kerangka Warsawa untuk REDD+
  7. Menyiapkan studi kelayakan carbon fund di tingkat KPH
  8. Pemantauan Permanen Sample Plots (PSP)
  9. Optimalisasi kegiatan sosialisasi dan diseminasi
  10. Partisipasi dalam Pertemuan Tahunan ASEAN Regional Knowledge Networks on Forest and Climate Change
  11. Finalisasi studi kelayakan implementasi carbon fund di KPH.
  12. Beberapa isu-isu lain untuk ditindak lanjuti adalah :
    • Keberlanjutan Program FCPF pasca 2014 berkenaan dengan tindak lanjut yang perlu dilakukan terkait keberhasilan Kerangka Warsawa tentang REDD+
    • Berkenaan dengan REL, perlu dikaji pihak mana yang berwenang dalam penetapan REL. Hal ini didasari kenyataan bahwa penetapan REL ini merupakan masalah kebijakan yang perlu keputusan politik.
    • kegiatan terkait mitigasi di sektor kehutanan sehingga terdapat  kebutuhan untuk pembangunan registry body.
    • Perlunya uji coba SIS REDD + yang dilakukan di tingkat sub - nasional, untuk mendapatkan pelajaran (lesson learned) dalam rangka perbaikan dan peningkatan sistem.


Di penghujung acara Kepala Badan Litbang menyampaikan  butir rekomendasi, yaitu :
 

  1. FCPF perlu mempelajari kompatibilitas MRV LULUFC untuk CDM di bawah skema Protokol Kyoto ( CDM ) untuk diterapkan dalam kerangka REDD+.
  2. FCPF perlu mendukung pelaksanaan Silvikultur Intensif (SILIN), terutama yang berkaitan dengan masalah regulasi dan governance dalam upaya penurunan emisi.
  3. Komite Pengarah meminta para Implementing Agency (Puspijak, Pustanling, DKN dan World Bank) untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi guna memastikan tujuan implementasi Readiness Fund - FCPF dapat tercapai. Diharapkan kegiatan pada tahun 2014 dapat disiapkan dengan baik.
  4. Pelaksana FCPF diharapkan memprioritaskan kegiatan pelibatan masyarakat adat dalam pelaksanaan REDD+.

0 comments:

Post a Comment

Silakan memberikan komentar :) terimakasih sudah berkunjung ke forestforlife.web.id