“Hasil kajian tersebut, bisa menjawab kekhawatiran soal pemanfaatan lahan gambut. Dengan MRV (measurement, reporting, verification), maka pengelolaan lahan gambut bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” kata Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan Bambang Hendroyono dalam sambutannya pada “Ekspose hasil MRV Pengelolaan Ekohidro yang dilaksanakan oleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) HTI PTRAPP di Semenanjung Kampar”, Kamis (13/2), di Pekanbaru, Riau.
Kemenhut membentuk tim pakar yang terdiri dari akademisi berbagai bidang keilmuan, Juni 2010. Tim melakukan pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (measurement, reporting, verification/MRV) pada areal HTIPT Riau Andalan Pulp andPaper (RAPP) yang menerapkan teknologi ekohidro di Semenanjung Kampar, Riau.Teknologi tersebut bertujuan menjaga muka air gambut sehingga kelembabannya terjaga dengan cara pembangunan dam pada saluran air gambut.
Menurut Bambang, teknologi tersebut akan didorong untuk diterapkan lebih luas di masa yang akan datang. Dia menyatakan pengelolaan hutan tanaman secara lestari pada hutan produksi adalah salah satu tujuan pembangunan kehutanan nasional.
Lahan gambut di Indonesia mencapai 21 juta hektare dengan 4 juta hektare diantaranya ada di Riau.
Ketua tim pakar Profesor Budi Indra Setiawan menyatakan aspek-aspek yang dilakukan MRV mencakup sosial ekonomi, biofisik, dan keanekaragaman hayati yang ditetapkan kedalam 19 indikator. Penilaian dilakukan 6 bulan sekali dan dilaporkan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
“Penerapan teknologi ekohidro berhasil mendongkrak pertumbuhan kayu, mencegah penurunan lahan gambut, mencegah kebakaran, menekan dan menyerap emisi gas rumah kaca, yang pada akhirnya mendukung sosial ekonomi disekitarnya,” kata Budi.
Anggota tim dari Universitas Lampung Profesor Muhajir Utomo menyatakan, untuk mengoptimalkan manfaat teknologi ekohidro, seharusnya penerapan teknologi tersebut diperluas pada seluruh Semenanjung Kampar.
Perbaikan
Presiden Direktur RAPP Kusnan Rahmin menyatakan akan terus melakukan perbaikan penerapan teknologi ekohidro dan pengelolaan gambut pada areal konsesinya. Dia juga menyatakan terbuka dengan hasil MRV dan masukan yang datang dari stakeholder terkait. “Hasil dari MRV yang dilakukan tim independen akan kami terima dan digunakan untuk perbaikan tata kelola lingkungan di HTI RAPP,” kata Kusnan.
RAPP, katanya meginvestasikan dana yang tidak sedikit untuk menerapkan teknologi tersebut. Meski demikian, hal itu adalah investasi yang mendukung pengelolaan hutan tanaman sebagai sumber bahan baku berkelanjutan.
Saat ini seluruh areal RAPP yang terdapat di lahan gambut telah diterapkan teknologi ekohidro. “Kami juga akan menerapkan teknologi tersebut pada seluruh perusahaan mitra kami,” kata Kusnan.
RAPP merupakan bagian dari Asia Pasific Resources Limited (APRIL) yang baru saja mengumumkan kebijakan pengelolaan hutan lestari (Sustainability Forest Management Policy) yang memastikan seluruh bahan bakunya akan bersumber dari hutan tanaman.
Sumber :
http://www.suarapembaruan.com/pages/e-paper/2014/02/14/files/assets/basic-html/page15.html
http://www.antarafoto.com/bisnis/v1392289201/kelola-gambut-lestari
0 comments:
Post a Comment
Silakan memberikan komentar :) terimakasih sudah berkunjung ke forestforlife.web.id