Pages

Hutan Kunci Bagi Sasaran Pembangunan

Hutan dunia memainkan perang penting dalam peralihan ke ekonomi hijau, tapi pemerintah perlu berbuat lebih banyak guna menjamin hutan tersebut dikelola secara berkelanjutan

Pelet Kayu, Bahan Bakar Alternatif Rendah Emisi

Penggunaan wood pellet (pelet kayu) sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil untuk industri besar, kecil, dan rumah tangga menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan dengan minyak tanah dan gas.

COP19 Warsawa : Indonesia Paparkan Inisiatif Hijau Dalam Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung

"Green Initiatives on Protected Forest, Production Forest and National Parks" COP-19/CMP-9 UNFCCC, Warsawa, Polandia (15/11/2013).

Forest Landscape Restoration: Enhancing more than carbon stocks

ITTO co-hosted a discussion forum on “Forest Landscape Restoration: Enhancing more than carbon stocks” at Forest Day 6, convened during UNFCCC COP18 in Doha, Qatar.

Sunday, December 14, 2014

Tema Kayu Menjadi Energi Sedot Perhatian

JAKARTA - Konferensi Perubahan Iklim UNFCCC COP20/CMP10 2014 yang tengah berlangsung di Lima, Peru, 1-12 Desember menjadi tonggak kesepakatan baru menjelang pertemuan kunci di Prancis tahun depan.

Ribuan delegasi dari sekitar 200 negara berusaha menjelaskan langkah-langkah penanggulangan perubahan iklim. Menteri Lingkungan Peru Manuel Pulgar-Vidal, yang dipilih dalam sesi pembuka sebagai Presiden COP20/CMP10, meminta para delegasi bekerja dalam langkah yang kreatif guna mencapai konsensus global dalam 12 hari pertemuan. Pulgar- Vidal menekankan bahwa proses transparan dan inklusif akan menjadi prioritas utama.

Peran Hutan Krusial dalam Perubahan Iklim

LIMA - Proyek Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Perusakan Hutan (REDD+) semakin krusial dalam kampanye perubahan iklim. Hal tersebut diungkapkan sejumlah ilmuwan melalui publikasi di Jurnal Konservasi Internasional barubaru ini.

Para ilmuwan mengungkap, penjagaan biodiversitas adalah langkah krusial bagi kesuksesan penyimpanan karbon di dalam hutan. Artinya, perlu tindakan nyata dari sejumlah negara denganluasanhutanyangbesardalam upaya mencegah penggundulan dan perusakan hutan. Tidak mungkin biodiversitas terjaga jika hutan-hutan terus dijarah dan diberangus habitat serta kekayaan tanaman dan pepohonannya.

Indonesia Kawal Sidang COP Perubahan Iklim Global di Peru

KBRN, Lima : Misi delegasi Indonesia dalam mengawal Sidang Tingkat Dunia atau Confrence Of Parties COP tahun ini berjalan sangat baik, terutama untuk misi bidang kehutanan atau formula R-E-DD Plus yang pada Sidang UNFCC atau United Nation For Climate Change di Lima, Peru ini, terus melaju dan menjadi topik wajib dalam setiap pembahasan.

Hal tersebut diungkapkan oleh delegasi Khusus Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr Yetti Rusli, MSc, yang bahasannya dalam berbagai kesempatan senantiasa menyedot banyak pengunjung untuk antusias berinteraksi pada masalah REDD+.

Saturday, December 6, 2014

Serunya Paviliun Indonesia pada Sidang Dunia COP di Lima Peru

KBRN, Peru :   Climate Talk to Climate Action yang tertera  di Paviliun Indonesia, kian hari kian bertambah seru. Berbagai paparan, pembahasan-pembahasan  dan perbincangan terlihat begitu  mengasikkan seakan mengalahkan siding-sidang peting yang berlangsung pada saat yang sama pada hari keempat 20 th Conference of Parties (COP) 2014,  di Lima Peru, kemarin (04/12/2014). 

Wednesday, October 8, 2014

Lahan Gambut Halal Dimanfaatkan

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyatakan bahwa gambut bukanlah lahan yang haram untuk dimanfaatkan. Berbekal ilmu pengetahuan dan teknologi, lahan gambut terbukti bisa dikelola secara lestari, di antaranya bisa digunakan untuk budidaya tanaman keras.

Kepala Badan Litbang Kehutanan Kemenhut San Afiri Awang mengungkapkan, pihaknya tidak merekomendasikan penetapan muka air paling rendah 0,4 meter sebagai indikator kerusakan gambut dalam pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPP Gambut).

Thursday, September 18, 2014

Kunjungan Profesional Bisnis dan Akademisi IPB

2014916123231Tanggal 16 September 2014 beberapa kalangan profesional dan akademisi IPB berkunjung ke Geger Bangkalan. Mereka adalah Nurcahyo Adi (Ucok), Imam Soeseno, dan beberapa praktisi bisnis lainnya seperti Agus Nurhayat, Awriya Ibrahim, Hasbi Afkar, Bowo H Satmoko, dan Atang Muharam. “Ini adalah contoh penerapan bisnis hulu-hilir yang mengintegrasikan antara Kebun Energi Kaliandra dan Pabrik Wood Pellet yang dikelola oleh masyarakat,” papar Daru Asycarya, Project Manager ICCTF-Kemenhut ini. 
Kaliandra dipilih karena keunggulannya dalam mendukung program bisnis wood pellet dan kemampuannya tumbuh di lahan kritis. Dengan sistem 3T – meminjam istilah dari Dr.Yetti Rusli – (Tanam, Tebang, dan Trubus) maka budidaya kaliandra di kebun energi akan bisa sustainable paling tidak dalam waktu 10 tahun,” imbuhnya. Kebun energi seharusnya ditempatkan pada lahan-lahan kosong dan tidak produktif, sehingga mampu menghasilkan delta serapan karbon yang penting.

Sunday, August 24, 2014

Dr. Ir. Yetti Rusli, M.Sc : Green Arsitektur Hutan Indonesia

Oleh: DR. Ir. YETTI  RUSLI, MSc.
(yetti.rusli@gmail.com; http://www.forestforlife.web.id)

1.   Hutan Indonesia perlu diselamatkan secara professional dengan landasan ilmiah dan empiris, tidak hanya terhanyut isu dan tanggapan sentimentil dunia yang pada beberapa tahun belakangan berkembang pembicaraan sepihak bahwa hutan Indonesia menjadi sumber emisi. Pandangan tersebut sangat tidak adil dan berpotensi menutup solusi cerdas yang dapat di sumbangkan oleh hutan Indonesia.
2.   Secara legal konstitusi, hutan menempati wilayah daratan Indonesia lebih kurang 65%, merupakan modal kebangkitan ekonomi Indonesia yang dapat menyentuh lapis akar rumput sampai ekonomi nasional dan global. 
3.   Selain manfaat hutan yang sudah dikenal umum (ekosistem, kayu dan nonkayu), hutan Indonesia dapat menjadi solusi mengatasi krisis dan subsidi energi nasional yang setiap tahun meningkat tanpa terselesaikan.  Kemampuan tersebut dapat berkembang sampai penguasaan pasar dunia energi berbasis biomasa kayu dengan menanam lahan marginal terbengkalai dengan jenis kayu energi (kayu bakar) dan dengan cara tanam Short Rotation Coppice System (SRC) atau tanam tebang trubus.  SRC ini dapat menghasilkan biomasa siap digunakan hanya dalam waktu 1 tahun dan bisa terus menerus dipanen selama 20-30 tahun dengan hasil berkali lipat dibanding sistem tanam konvensional. Sampai saat ini pembangunan kehutanan konvensional belum menyentuh inovasi dan potensi tersebut.

Thursday, August 21, 2014

Yetti Rusli : Kemenhut Ingin Kembali Menjadi Prime Mover Ekonomi Indonesia

KBRN, Jakarta: Kementerian Kehutanan (Kemenhut) optimis dapat kembali menjadi prime mover atau penggerak utama ekonomi Indonesia, seperti pada saat Hak Pengusahaan Hutan (HPH) baru digulirkan pemerintah.

Pasalnya, banyak sumber daya hutan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa, seperti persoalan bahan bakar minyak (BBM) yang mengharuskan pemerintah menyediakan dana subsidi tidak sedikit untuk menekan harga bahan bakar dari energi fosil itu.

Bappenas Dukung Kemenhut Kembangkan Wood Pellet

KBRN, Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendukung upaya-upaya Kementerian Kehutanan untuk pengembangan energi terbarukan  (renewable energy) dalam memenuhi kebutuhan energi baik untuk rumah maupun industri.

Hal itu diungkapkan Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Wahyuningsih Darajat, dalam Diskusi Nasional Perubahan Iklim yang digelar Kementerian Kehutanan di Jakarta, Senin (18/8/2014).

Kendala dan Manfaat Energi Biomassa Kayu di Indonesia

 KBRN, Jakarta : Peluang biomassa kayu di Indonesia cukup menjanjikan, sebagai salah satu solusi tantangan krisis energi nasional.

Kayu dari sumber daya hutan yang berkelanjutan, dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar solid atau padat, bahan bakar cair, maupun dibuat menjadi gas.

Andreas Dewatmoko, salah satu deklarator Masyarakat Pegiatan Biomassa Energi Hutan Indonesia (MPBEHI) mengungkapkan, secara kuantitas jumlah biomassa kayu di Indonesia belum dapat dihitung, namun secara perkiraan kasar dapat mencapai 30 juta ton.

Tuesday, August 19, 2014

Kemenhut Meminta Pers Tidak Hanya Soroti Soal Emisi dan Kerusakan Hutan

KBRN, Jakarta: Kementerian Kehutanan (Kemenhut) berharap pers tidak hanya menyoroti masalah emisi dan kerusakan hutan, namun juga mengimbanginya dengan menyampaikan berbagai informasi mengenai peran kehutanan dalam pembangunan.

“Mudah-mudahan teman-teman dari pers mengimbangi informasi ini. Terutama informasi global itu pokoknya yang disorot adalah emisi, hutan dan emisi, hutan dan kerusakan,” ungkap Staf Ahli Menteri Kehutanan bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim, Yetti Rusli, usai menggelar Diskusi Nasional Perubahan Iklim di Jakarta, Senin (18/8/2014).

Friday, August 15, 2014

Kesatuan Pengelolaan Hutan Jawaban bagi Keberlanjutan Program REDD+?

Proyek kerjasama teknis IJ-REDD+ antara Kementerian Kehutanan Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) sudah berjalan selama 1 tahun, sejak 2013. Kerjasama ini bertujuan untuk membantu pengembangan mekanisme REDD+ dan menyiapkan prakondisi di Indonesia melalui pendekatan integrasi pada tingkat nasional, sub nasional dan lapangan. Target proyek IJ-REDD+ adalah Provinsi Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Pontianak dan Ketapang, dan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu di Kabupaten Kayong Utara dan Kubu Raya.   Kerjasama ini menargetkan empat kawasan hutan di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Pontianak dan Ketapang. Termasuk didalamnya adalah kawasan Taman Nasional Gunung Palung yang berada di Kabupaten Ketapang.

COP19/CMP9 tahun 2013 TERSUKSES untuk REDD+: Citius, Altius, Fortius

Penulis : Nurmasripatin, Yetti Rusli dan Kirsfianti Ginoga

Peran sektor kehutanan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan adalah untuk menyelenggarakan pengelolaan hutan yang lestari baik dalam aspek produksi (ekonomi), aspek sosial dan lingkungan. Selain itu sektor kehutanan juga dihadapkan pada tantangan dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), peningkatan stok karbon dan penyerapan GRK sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 61 tahun 2011.

Pada COP 19/CMP19 yang diselenggarakan pada tanggal 11 sampai dengan 23 November 2013 di Warsawa, isu kehutanan merupakan agenda persidangan yang paling berhasil dalam hal pencapaian jumlah keputusan.

Saturday, August 9, 2014

Dr. Ir. Yetti Rusli, M.Sc Deklarasikan Masyarakat Pegiat Biomassa Hutan Indonesia (MAPEBHI)

Pada 22 Juli 2014, bertepatan dengan hari pengumuman  hasil pilpres 2014, di Kantor Dewan Energi Nasional telah dideklarasikan LSM yang bergerak di bidang hutan dan energi dengan nama MAPEBHI (Masyarakat Pegiatan Biomassa Energi Hutan Indonesia). Para deklarator antara lain adalah Prof. Dr.Ir. Syamsir Abduh, Dr. Yetty Rusli, Ir. Nanang R. Ahmad, Andreas Dewatmoko, dll.

Pemanasan Global telah menjadi iklim "normal"

Oslo (ANTARA News) - Pemanasan global telah berlangsung sangat lama sehingga kebanyakan orang bahkan tidak dilahirkan saat suhu Bumi lebih dingin dibandingkan suhu rata-rata pada 1985, kondisi yang mengubah pendapat mengenai iklim "normal", kata beberapa ilmuwan.

Friday, July 18, 2014

In Madura, Pioneering an Eco-Friendly Firewood

JakartaGlobe (27/6/2014) Bangkalan, East Java. Irham Rofii stands out from your run-of-the-mill Muslim preacher, even here on the island of Madura, off the coast of Surabaya, which is home to a bevy of high-profile clerics and their Islamic boarding schools.

Indonesia Can Develop Biomass Energy

JakartaGlobe - Warsaw. Lack of non-renewable energy sources and an increasing need for renewable energy sources has forced Indonesia to shift gears and refocus its attention, it was revealed during the UN Framework Conference on Climate Change.

“Indonesia has tremendous potential to produce biomass, the market is there, we just need a policy to move forward,” Yetti Rusli, the special staffer for climate change at the Forestry Ministry told the Jakarta Globe during the side event of the conference.

Tuesday, July 1, 2014

Alih Teknologi “Energi Terbarukan Biomasa Kayu: Metamorfosa Kayu Bakar”

“Biomassa yang berkelanjutan dapat memberikan fraksi yang signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca CO2. Sumber biomassa bermanfaat untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan stok karbon yang tersimpan dalam tanah atau tanaman, (biomassa) juga memberikan keuntungan dalam bentuk mengganti emisi karbon dari bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak atau gas alam, pembakaran yang menambahkan karbon baru dan tambahan ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global”, demikian disampaikan oleh Dr. Yetti Rusli, Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim dan Lingkungan dalam pembukaan Alih Teknologi Energi Terbarukan Biomassa Kayu : Metamorfosa Kayu Bakar”.

Thursday, June 5, 2014

Documents - 2015


Saturday, March 15, 2014

Green Energy for the Future

It’s hard to imagine a world with no energy resources. But does anyone realize that within the next 12 years, Indonesia’s oil reserves would run dry if there was no further exploration?

Within the next 30 years, Indonesia’s gas reserves would also be depleted and about 70 years later, its coal reserves.

Tuesday, March 4, 2014

Pelaksanaan & Hasil Pertemuan Komite Pengarah FCPF Indonesia Ketiga

(Selasa, 04 Maret 2014) ~ Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) merupakan program kerjasama multilateral yang melibatkan Kementerian Kehutanan (Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan dan Pusat Standardisasi Lingkungan), The World Bank (delivery partner) dan Dewan Kehutanan Nasional. Di Indonesia, Program ini disebut dengan FCPF-REDD+ Readiness Preparation yang bertujuan melengkapi dan menyempurnakan berbagai hal terkait dengan kesiapan Indonesia dalam implementasi REDD+ baik di tingkat sub-nasional, regional dan nasional. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2011 dan dijadwalkan berakhir pada tahun 2014.

Friday, February 14, 2014

Lahan Gambut Bisa Kembangkan Hutan Tanaman Industri lewat Teknologi Ekohidro

Ketua Tim MRV (Measurement, Reporting and Verification) Kemenhut, Budi Indra Setiawan (kanan) berbincang dengan Direktur Bina Usaha Hutan Tanaman Kemenhut Gatot Soebiantoro, Staf Ahli Menhut Bidang Perubahan Iklim Yetti Rusli (dua kiri), Staf Ahli Menhut Bidang Hubungan Antar Lembaga San Afri Awang (tiga kanan), dan Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) Kusnan Rahmin (dua dari kanan) usai pemaparan hasil kajian MRV 2010-2013 di Pekan Baru, Kamis (13/2). Hasil kajian para pakar lingkungan dan sosial yang tergabung di tim MRV menilai, proyek percontohan pengembangan hutan tanaman industri (HTI) di konsesi RAPP sesuai kaidah pengelolaan lahan gambut lestari. ANTARA FOTO/ HO/Rahmin/pd/14
[PEKANBARU, 13-2-2014] Lahan gambut bisa dikelola untuk pengembangan hutan tanaman industri (HTI) secara lestari dengan menerapkan teknologi ekohidro. Hal ini telah dibuktikan dari hasil pengukuran, pelaporan, dan verifikasi tim pakar yang ditunjuk Kementerian Kehutanan.

Wednesday, January 15, 2014

Documents - 2014

2014 - Dr. Ir. Yetti Rusli, M.Sc : Green Arsitektur Hutan Indonesia
https://www.mediafire.com/?32n8sbuad67cn53

2014 - Dr. Ir. Yetti Rusli, M.Sc Deklarasikan Masyarakat Pegiat Biomassa Hutan Indonesia (MAPEBHI)
Link download : [satu] [dua]

2014 - Sustainable Forest Management, PES of Forests and the Future Perspective of REDD+ in Indonesia.
http://www.mediafire.com/download/ubg2u0q2lbzd6xl/2014+-+Sustainable+Forest+Management%2C+PES+of+Forests+and+the+Future+Perspective+of+REDD++in+Indonesia.pdf
Presented at the International Forum on Payments for Environmental Services of Tropical Forests (ITTO, FONAFIFO, MINAE, FAO), 7-10 April 2014, San Jose, Costa Rica.

2014 - Future Perspective of REDD+ Implementation and the National Forest Policy in Indonesia
http://www.mediafire.com/view/vjsw88o2ff3n2qr/Future_Perspective_of_REDD__Implementation_and_the_National_Forest_Policy_in_Indonesia.pdf