Pages

Hutan Kunci Bagi Sasaran Pembangunan

Hutan dunia memainkan perang penting dalam peralihan ke ekonomi hijau, tapi pemerintah perlu berbuat lebih banyak guna menjamin hutan tersebut dikelola secara berkelanjutan

Pelet Kayu, Bahan Bakar Alternatif Rendah Emisi

Penggunaan wood pellet (pelet kayu) sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil untuk industri besar, kecil, dan rumah tangga menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan dengan minyak tanah dan gas.

COP19 Warsawa : Indonesia Paparkan Inisiatif Hijau Dalam Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung

"Green Initiatives on Protected Forest, Production Forest and National Parks" COP-19/CMP-9 UNFCCC, Warsawa, Polandia (15/11/2013).

Forest Landscape Restoration: Enhancing more than carbon stocks

ITTO co-hosted a discussion forum on “Forest Landscape Restoration: Enhancing more than carbon stocks” at Forest Day 6, convened during UNFCCC COP18 in Doha, Qatar.

Tuesday, December 31, 2013

Documents - 2013

2013 - Booklet COP19/CMP9 tahun 2013 TERSUKSES untuk REDD+: Citius, Altius, Fortius
Penulis : Nurmasripatin, Yetti Rusli dan Kirsfianti Ginoga
http://www.mediafire.com/view/cig1td2wcl475r7/COP19_tahun_2013_Tersukses_untuk_REDD.pdf

2013 - Perubahan Iklim, Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, Pohon dan Hutan: Peluang atau Bencana?
http://goo.gl/N8ndkt

2013 - 300 years of sustainable forestry
http://www.mediafire.com/download/orqzt3gx4n6o5s5/300+years+of+sustainable+forestry.pdf

2013 - Forests in the next 300 years
http://www.mediafire.com/download/h4v6m644ai7zsl9/Forests+in+the+next+300+years.pdf

2013 - Indonesia Forest Gender Mainstreaming: Scaling up Best Practices (Presented at the 25th Asia-Pacific Forestry Commission - APFC, 4-8 November 2013: “Regional Workshop on Gender Mainstreaming in National Forest Policies, Rotorua, New Zealand)
http://www.mediafire.com/view/ajks7kckasjji6n/Indonesia_Forest__Gender_Mainstreaming_Scaling_up_Best_Practices.pdf

2013 - Sustainable Community Forests for Wood Pellet Biomass Energy in Bangkalan Madura,
Indonesia
http://www.mediafire.com/view/uzbiwok28ayoavz/YETTI_Wood_Pellet_Biomass_Energy_Madura_15_Nov_2013_Warsawa.pdf

2013 - Wood Mass Energy : Metamorfic of Fuel Wood/Kayu Bakar
http://www.mediafire.com/?bepupj157cb72xa

2013 - The Green Economy We Need
http://www.mediafire.com/download/ry6l3qoas3yjafn/The_Green_Economy_We_Need.pdf

2013 - Presentasi KH Irham Wood Pellet Membangun Masyarakat Seutuhnya
http://www.mediafire.com/download/syux0x0uf9r4rrd/Presentasi_KH_Irham_Wood_Pellet_Membangun_Masyarakat_Seutuhnya_.pdf

2013 - Payment for Ecosystem Services (PES) for Communities
http://www.mediafire.com/?gtxy1j1vroltp1q

2013 - Indonesia Forest Land Use System - Scaling up Best Practices for Future Green Living Planet (ASIA LEDS 2013 Manila)
http://www.mediafire.com/download/40lefg24fay0355/Indonesia_Forest_Land_Use_System_-_Scaling_up_Best_Practices_for_Future_Green_Living_Planet.pdf

2013 - Implementing Best Practices of Sustainable Forestry for Scaling up Efforts of Climate Change Mitigation and Adaptation
http://www.mediafire.com/?2d13lwc99814cg8

2013 - Biomass Pellets : Towards a new era of renewable energy
http://www.mediafire.com/download/sshodrl8hjwi095/Biomass_Pellets_Towards_a_new_era_of_renewable_energy.doc

2013 - 4th Indonesia Business Link : Forestry Indonesia Linking the Future Green Business
http://www.mediafire.com/download/b95i5b2timvmdkz/Forestry_Indonesia_Linking_the_Future_Green_Business_2013.zip

Friday, December 13, 2013

DNPI : Berikan pemahaman perubahan iklim sejak dini

Pemahaman tentang perubahan iklim perlu diberikan sejak dini kepada anak-anak agar mereka memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.

Sekarang, menurut Sekretaris Kelompok Kerja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Ari Mochammad, ada kalanya masyarakat menjawab tidak tahu ketika ditanya seputar perubahan iklim.



"Misalnya ketika ditanya 'apakah Anda sadar udara yang Anda hirup mengandung zat tertentu? Jawabannya 'tidak'. Pertanyaan terlalu teknis," kata Ari Mochammad dalam acara diskusi mengenai Kota dan Perubahan Iklim yang diadakan oleh Mercy Corps, siang ini.

Padahal, lanjutnya, bahasa tubuh masyarakat mengatakan bahwa individu telah merasakan dampak perubahan iklim. "Pakai masker, itu menunjukkan mereka tahu (perubahan iklim)."

Pemahaman mengenai isu perubahan iklim menurutnya bisa diberikan sejak dini, melalui taman kanak-kanak misalnya. Tantangannya, bagaimana pengajar memberikan pemahaman dengan bahasa yang dapat dimengerti sesuai dengan usia pelajar.

"Penggunaan bahasa yang rumit dikhawatirkan menimbulkan kesalahan dalam definisi, memberi kesimpulan sehingga pendekatan yang dilakukan pun salah," lanjutnya.

Isu perubahan iklim tidak melulu menjadi ranah sains. Ari berpendapat, pelajaran mengenai moral hingga agama pun dapat disisipi isu perubahan iklim.

"Misalnya di agama, dalam konteks kita mengimplementasikan ajaran, tidak merusak alam," katanya.

Indonesia sebagai negara kepulauan tropis dengan jumlah penduduk yang tinggi berpotensi mengalami dampak perubahan iklim.

Indonesia sudah merasakan dampak perubahan iklim seperti kekeringan panjang, banjir, fluktuasi temperatur ekstrem, penurunan produktivitas pertanian, penyakit berbasis vektor, cuaca dan iklim ekstrim, dan degradasi lahan.

Menurut Ratri Sutarto, Manajer Program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN), mengatasi dampak perubahan iklim merupakan isu strategis yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan.

Dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab kerentanan serta risiko iklim lokal, para pemangku kepentingan kota akan dapat merumuskan strategi yang lebih baik.

Editor: Suryanto

Sumber :
http://www.antaranews.com/berita/408876/berikan-pemahaman-perubahan-iklim-sejak-dini

Tuesday, December 10, 2013

Indonesia pertahankan penurunan emisi 26% di Warsawa

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mempertahankan komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen saat menghadiri KOnferensi PBB untuk Perubahan Iklim ke-19 (COP19 UNFCCC) di Warsawa, Polandia, bulan November lalu.

Pemerintah Jepang secara resmi mengumumkan perubahan komitmen penurunan emisi 25 persen dari emisi tahun 1990, menjadi 3,8 persen dari emisi tahun 2005. Australia menghapus beberapa kebijakan perubahan iklim mereka seperti Climate Change Authority, Clean Energy Finance Company, dan DOmestic Carbon Pricing Scheme.



"Sebagai warga dunia yang bertanggung jawab, kita harus menurunkan emisi," kata Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar saat mengadakan jumpa pers paparan hasil perundingan COP 19 di kantor DNPI, Selesa.

DNPI dalam laporan "Arah Growth Green Indonesia" (2010) menulis estimasi emisi gas rumah kaca di Indonesia tahun 2005 mencapai 2,1 Giga ton (Gt).Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi karbon sebanyak 26 persen pada tahun 2020, kurang lebih sebanyak 0,67 Gt.
 
Apalagi, Rachmat melanjutkan, 78 persen dari komitmen 26 persen berada di Kementerian Kehutanan, yang mengalami kemajuan dalam mengurangi deforestasi.

"Saya yakin bisa melewati 26 persen without assistance," tambahnya.

Selain itu, Indonesia melalui Kementerian Perhubungan mendapatkan bantuan pendanaan internasional untuk sistem trasnportasi massal yang ramah lingkungan (Sustainable urban Transport Initiative-Nationally Appropriate Mitigation Action/SUTRI NAMA). Indonesia akan mendapat bantuan dana dari Inggris dan Jerman di bawah NAMAs Facility.

Selain Indonesia, proposal dari Chili, Kosta Rika, dan Kolombia,juga turut didanai. Indonesia dan Kolombia merupakan negara pertama yang mendapat dukungan dari dunia internasional untuk kegiatan transportasi.

Menurut Kuki Soejachmoen, Sekretaris Kelompok Kerja Negosiasi Internasional DNPI, bentuk transportasi massal itu kemungkinan adalah non-motor maupun pedestrian. Tiga kota yang nanti menjadi pilot proyek ini adalah Medan, Manado, dan Batam.

United Nations Climate Change Conference 19 diadakan di Warsawa, Polandia, pada 11-23 November 2013. Dalam pertemuan itu, rachmat menyoroti ada empat keputusan penting yang dihasilkan yaitu masalah pendanaan perubahan iklim dapat segera dimobilisasi dengan tingkat kepastian tinggi di negara maju untuk meningkatkan aksi pengendalian iklim di negara berkembang, tuntutan dari negara berkembang terutama mekanisme loss and damage perubahan iklim baik yang bersifat ekstrim maupun slow on set, serta keputusan REDD+ yang bersifat teknis, pendanaan yang mencakup monitoring dan pelaporan.

"Ini merupakan tahapan untuk COP21 tahun 2015 di Paris. Kalau di Warsawa nggak ada rekomendasi, nothing happens," katanya.

Negara-negara pihak UNFCCC menyepakati pada COP21 nanti di Paris, Prancis, akan diadopsi suatu protokol, instrumen legal atau keputusan yang memiliki kekuatan hukum mengikat (legally binding) dan melibatkan semua negara pihak (applicable to all parties) sebagai basis kerangka kerja global baru untuk penanganan masalah perubahan iklim pasca tahun 2020. Draft kesepakatan pasca 2020 itu akan dirumuskan pada COP20 di Lima, Peru, tahun 2014.(*)

Sumber :
http://www.antaranews.com/berita/408894/indonesia-pertahankan-penurunan-emisi-26-di-warsawa

Sunday, December 1, 2013

Konferensi PBB setujui prinsip utama pakta iklim baru

Warsawa (ANTARA News) - Konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Warsawa, Polandia, pada Sabtu (23/11) menyetujui beberapa prinsip utama dalam pakta iklim global baru yang akan disepakati tahun 2015 dan mulai diterapkan setelah tahun 2020.

Saat perundingan sepanjang dua pekan mendekati perpanjangan waktu ke-18 jam, peserta pertemuan sepakat seluruh negara harus mempersiapkan "penetapan sumbangan nasional" untuk membantu mengurangi emisi karbon.

Kesepakatan itu dianggap sebagai langkah kunci bagi semua negara untuk mencapai target ambisius pakta iklim global tahun 2015 dan menandai keinginan mereka untuk mencegah kemacetan perundingan iklim, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Rintangan lain yang mengancam menghambat pembicaraan iklim sebagian juga telah teratasi saat ribuan perunding dari sekitar 200 negara mengadopsi keputusan tentang bantuan terkait perubahan iklim.

Pembicaraan itu menyeru negara-negara maju untuk menggerakkan dukungan pembiayaan dari jalur pemerintah dengan "meningkatkan kenaikan" dari 100 miliar dolar AS yang dibayar per tahun selama 2010 sampai 2012.

Menurut kesepakatan sebelumnya, negara-negara maju harus menyediakan 100 miliar dolar per tahun ke negara-negara miskin setelah tahun 2020 untuk membantu negara-negara berkembang menghadapi dampak perubahan iklim.

Namun janji itu sebagian besar tidak terpenuhi dan negara-negara maju menolak menetapkan target pembiayaan untuk periode 2013 sampai 2019.

Hingga akhir pertemuan para perunding masih beradu pendapat tentang pembuatan mekanisme yang dirancang untuk membantu negara-negara rentan menghadapi dampak kerusakan akibat pemanasan global.

Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Christiana Figueres mengatakan hasil pertemuan yang utamanya membahas pembiayaan iklim, jalan penanganan perubahan iklim tahun 2014-2015, serta dampak perubahan iklim itu sudah melebihi ekspektasi sebelumnya.

"Tak mungkin bisa menyelesaikan pembicaraan iklim dalam satu pertemuan, satu konferensi dan satu negosiasi. Sangat penting bahwa setiap hal yang dilakukan dalam satu tahun ini adalah langkah jelas ke arah yang tepat ke depan," katanya dalam keterangan pers pada akhir pertemuan yang ditampilkan di laman resmi UNFCCC.

sumber :
http://www.antaranews.com/berita/406416/konferensi-pbb-setujui-prinsip-utama-pakta-iklim-baru