Pages

Sunday, May 26, 2013

Konsumsi Makanan Lokal untuk Mengurangi Jejak Karbon

Jakarta, 21 Mei 2013. Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) hari ini menyelenggarakan diskusi dengan tema Pemanfaatan Bahan Makanan Lokal sebagai Peluang Mengurangi Jejak Karbon.

Sebesar 30% emisi gas rumah kaca global berasal dari sektor pertanian dan produksi makanan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, maka gabungan antara pengangkutan produk makanan, pendinginan, perilaku konsumen dan pengelolaan sampah juga meningkat pesat.



Beberapa faktor yang berdampak terhadap iklim termasuk posisi produk yang dikonsumsi dalam rantai makanan, energi yang digunakan untuk produksi, metode organik atau dengan bahan kimia, dan seberapa jauh makanan tersebut diangkut sampai ke meja makan. Berbagai hal ini secara langsung meningkatkan jejak karbon baik jejak karbon individu, organisasi, kegiatan, maupun produk.

Dalam diskusi di DNPI tersebut dipaparkan informasi tentang Jejak Karbon dan Karbon Kalkulator DNPI (kalkulator.dnpi.go.id) yang dapat digunakan untuk menghitung emisi pribadi, emisi rumah tangga dan emisi kantor. Selanjutnya adalah pembelajaran tentang bahan makanan lokal serta kiat-kiat dan strategi pemanfaatannya untuk mengurangi jejak karbon.

Jejak karbon adalah jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pribadi atau kelompok dalam melakukan kegiatannya per periode tertentu. Satuan jejak karbon adalah ton-setara-CO2 (tCO2e) atau kg-setara-CO2 (kgCO2e).

Makanan yang dihasilkan lebih dekat ke tempatnya disantap akan mengeluarkan emisi lebih sedikit terkait transportasi, lebih segar dan membantu produsen lokal.  Dengan berkurangnya jarak tempuh makanan, berkurang pula kebutuhan untuk mengolahnya dan  untuk pendinginan guna mengurangi pembusukan.

Faktanya, saat ini terdapat bahan makanan yang secara kuantitatif dan kualitatif tidak memadai untuk suatu daerah, sehingga perlu didatangkan dari provinsi dan kabupaten lain yang berjarak jauh, bahkan diimpor.

Memahami sumberdaya yang digunakan untuk produksi makanan akan membuat konsumen lebih peduli terhadap hubungan antara makanan dan perubahan iklim sehingga pilihan yang diambil akan lebih ramah iklim.

Diskusi yang dipandu oleh Amanda Katili dari Divisi Komunikasi, Informasi dan Edukasi DNPI menampilkan nara sumber Arie Parikesit, pegiat kuliner yang bersama Bondan Winarno mendirikan Kelanarasa Culinary Solutions. Arie memperkaya informasi dengan pengalaman dari beberapa negara, termasuk Indonesia, yang memanfaatkan pangan lokal. *****

Materi Presentasi

1. Eat Locally - Arie Parikesit bisa diunduh di sini.

2. Peluang Mengurangi Jejak Karbon dari Pemanfaatan Bahan Makanan Lokal - Debi Nathalia bisa diunduh di sini.

Pres Rilis bisa diunduh di sini

Sumber : http://dnpi.go.id

1 comments:

  1. Casino, initially, a public corridor for music and dancing; by the second half of the 19th century, a group of gaming or gambling rooms. We are a video gaming services provider company and after engaged on quantity of} titles through the years, we now have gotten rather good at it! We have extensive expertise engaged on 450+ titles throughout numerous genres. To go the additional mile and engage potential players, why not give them the ability to look at their friends play and even ship notes of encouragement? This can let new player learn from their mates, or just 바카라사이트 show some help.

    ReplyDelete

Silakan memberikan komentar :) terimakasih sudah berkunjung ke forestforlife.web.id