Pages

Wednesday, March 20, 2013

Proyek A/R CDM pertama di Indonesia diluncurkan!


Selasa, 19 Maret 2013, bertempat di Gampong Pande, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, diluncurkan proyek reforestasi hutan bakau bertajuk "Mangrove Restoration and Coastal Greenbelt Protection in the East Coast of Aceh and North Sumatra Province, Indonesia". Proyek ini merupakan proyek aforestasi/reforestasi (A/R) Clean Development Mechanism yang pertama mendapat persetujuan Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih (Komnas MPB) dengan pengembangnya Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) dan penyandang dana, konsorsium Livelihoods Fund.



Turut hadir dalam acara peluncuran ini adalah Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim/Anggota Komnas MPB, Dr. Yetti Rusli; Koordinator Divisi Perdagangan Karbon DNPI/Sekretariat Komnas MPB, Dicky Edwin Hindarto; perwakilan konsorsium penyandang dana, dan para pemangku kepentingan lokal (masyarakat, pemerintah daerah). Setelah sambutan-sambutan dari pengembang dan pemangku kepentingan, acara diakhiri dengan penanaman bakau oleh perwakilan-perwakilan para pemangku kepentingan.

Proyek ini sendiri bertujuan merehabilitasi 5000 hektar lahan bakau yang sudah rusak di Aceh dan Sumatera Utara dengan melakukan penanaman kembali dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Proyek akan dilaksanakan di 39 desa pesisir di Aceh dan Sumut serta diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 2.323.500 ton setara-CO2. Hutan bakau sendiri sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai habitat ikan dan kepiting, penahan angin dan gelombang, serta sumber bahan baku pangan alternatif. Di seputaran Gampong Pande, telah ada 48 hektar lahan yang ditanami bakau sebagai bagian dari proyek ini.

 

Lokasi penanaman Bakau di Gampong Pande, Banda Aceh



Penganan berbahan baku bakau



Sambutan dari Staf Ahli Menteri Kehutanan/Anggota Komnas MPB, Dr. Yetti Rusli



Berfoto setelah menanam bakau bersama

Dalam proyek ini, Livelihoods Fund melakukan investasi berupa dana pembibitan dan penanaman bakau serta menyediakan dana bergulir untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dana bergulir digunakan sebagai modal awal usaha masyarakat sehingga dengan demikian diharapkan masyarakat tidak tergiur untuk merusak lahan bakau yang sudah ditanami. Kredit karbon (Certified Emission Reduction) yang nantinya dihasilkan akan digunakan oleh salah satu anggota konsorsium Livelihoods Fund, yaitu Danone Group, untuk meng-offset emisinya secara sukarela.

Saat harga CER di pasar spot Eropa sangat rendah, kurang dari 0,5 euro per ton CO2, skema bisnis seperti ini memungkinkan pengembang mendapatkan harga karbon kredit yang layak untuk membiayai proyek. Persyaratan dari pembeli bahwa proyek harus mempunyai aspek pengembangan masyarakat yang tidak terpisahkan dari sisi penurunan emisi juga memberikan warna lain bagi proyek ini.

Dalam kondisi pasar karbon yang tengah lesu, proyek ini memberikan bukti bahwa pasar karbon masih bisa memberikan insentif untuk merealisasikan proyek penurunan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi nyata pada pengembangan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. (AS).

Sumber :
http://dnpi.go.id/portal/id/berita/berita-terbaru/294-proyek-ar-cdm-pertama-di-indonesia-diluncurkan

0 comments:

Post a Comment

Silakan memberikan komentar :) terimakasih sudah berkunjung ke forestforlife.web.id