Benteng hijau itu terkikis! Suatu ancaman yang saat ini sedang dihadapi oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangarango (TNGGP), kawasan dengan salah satu hutan hujan tropis pegunungan terbaik di Jawa, sebagai konsekuensi perluasan areal yang dimiliki. Dengan penambahan areal seluas kurang lebih 7000 ha, TNGGP yang semula memiliki luasan 15.196 ha kini memiliki wilayah pengelolaan seluas 22.851 ha. Sebagian besar dari areal perluasan tersebut merupakan areal eks Perum Perhutani yang terdegradasi. Suatu tantangan yang membutuhkan komitmen tinggi untuk merehabilitasi lahan tersebut. Berbagai konservasi dan rehabilitasi terus dilakukan, salah satunya adalah inisiatif restorasi lahan dengan Adopsi Pohon pada areal yang terdegradasi.
“Langkah ini harus segera laksanakan bagi terjaganya air dan sumberdaya kehidupan untuk masyarakat, dan rumah bagi satwa yang dilindungi” ujar Ir. Sumarto, MM, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. “Diharapkan langkah restorasi ini dapat mengembalikan ekosistem TNGGP sebagai penyangga kehidupan, khususnya pensuplai sumber air bagi kebutuhan masyarakat di hulu maupun di hilir”, lanjut Ir. Sumarto.
“Keutuhan TNGGP tidak hanya tanggungjawab pengelola, tapi adalah tanggungjawab semua orang, termasuk masyarakat dunia, karena telah menikmati layanan (servis) gratis seperti udara segar, air, dan penyerap polusi “, ujar Dr. Ir. Yetti Rusli, SAM Bidang Lingkungan, Departemen Kehutanan. “Untuk itu, Kami mengajak siapapun yang peduli terhadap keutuhan ekosistem Gunung Gede dan Pangrango, baik perorangan maupun lembaga untuk turut serta bahu membahu merestorasi kawasan TNGGP, lanjut Dr Ir. Yetti Rusli.
Komitmen untuk mengembalikan kawasan TNGGP, telah menjadi komitmen mutlak yang selalu dilakukan oleh pihak pengelola. Selama ini TNGGP bersama dengan mitra sepertiConservation International Indonesia (CII), Perkumpulan Gedepahala, Yayasan Owa Jawa, TNGGP telah melakukan berbagai upaya konservasi sumber daya alam hayati, baik dengan restorasi kawasan melalui program adopsi pohon, maupun rehabilitasi populasi satwa, khususnya Owa Jawa melalui program rehabilitasi dan penyelamatan Owa Jawa di Javan Gibbon Centre (JGC).
Komitmen pun datang dari masyarakat international, dukungan terhadap kegiatan restorasi ekosistem dan penyelamatan Owa Jawa (Hylobates moloch) salah satunya diperoleh dari masyarakat Jepang melalui Gunma Safari Park Japan. Pendonasian kepada TNGGP telah dilakukan sejak tahun 2005, secara rutin setiap tahun Gunma Safari Park Japan memberikan donasi rata-rata sebesar 400.000 yen. Komitmen itu pun terus berlangsung hingga tahun 2010.
Gunma Safari Park Japan, Kedutaan besar Republik Indonesia-Jepang, dan Taman Safari Indonesia semakin mengukuhkan komitmen tersebut. Pada tanggal 23 Januari 2010 di Resort Pusat Pendidikan Alam dan Konservasi Bodogol (PPKAB), Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Bogor TNGGP, untuk kesekian kalinya, Gunma Safari Park Japan secara resmi memberikan donasi untuk restorasi ekosistem, rehabilitasi lahan dan penyelamatan Owa Jawa di TNGGP. Pada acara tersebut hadir, diantaranya President of Gunma Safari Park Japan Mr & Mrs Kunihiko Takahashi, Staf Ahli Menteri Lingkungan Departemen Kehutanan Dr. Ir. Yetti Rusli, Indonesian Forestry Attache in Japan Ibu Sri Murniningtyas, Direktur Taman Safari Indonesia Bapak Frans Manangsang, Perwakilan dari JICA Indonesia Ms. Mari Miura, Kepala Sub Direktorat Konservasi Kawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Dr. Samedi, Chairman of Javan Gibbon Foundation Bapak Wahjudi Wardojo, Perwakilan dari Konsorsium GEDEPAHALA Bapak Agoes Sriyanto, Perwakilan Bupati Bogor, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Ir. Sumarto, MM beserta staf, 20 (dua puluh) tamu undangan Jepang serta perwakilan beberapa instansi Jepang yang peduli terhadap lingkungan.
Donasi diserahkan secara langsung dari para donatur Jepang yang tergabung dalam Gunma Safari Park Japan melalui Yayasan Owa Jawa dan Perkumpulan GEDEPAHALA yang diterima oleh Chairman of Javan Gibbon Foundation Bapak Wahjudi Wardojo dan Perwakilan dari Konsorsium GEDEPAHALA Bapak Agoes Sriyanto. Donasi tersebut diserahkan untuk mendukung pengelolaan TNGGP yang efektif khususnya restorasi ekosistem, rehabilitasi lahan dan penyelamatan Owa Jawa di TNGGP.
Total keseluruhan donasi tahun 2010 yang diberikan oleh Japan kepada TNGGP adalah 882.000 yen dengan rincian: Gunma Safari Park Japan memberikan donasi sebesar 600.000 yen dengan peruntukan restorasi ekosistem, rehabilitasi dan penyelamatan owa jawa sebesar 300.000 yen dan peningkatan fasilitas Pusat Informasi Pengunjung (Visitor Centre) sebesar 300.000 yen. Selain Gunma Safari Park, Tomiko Kebuka Rotary dan Tomiko Manager Meeting juga menyumbang untuk penanaman pohon dan rehabilitasi Owa Jawa masing-masing sebesar 100.000 yen dan 42.000 yen. Akutsu Unso menyumbang sebesar 30.000 yen, Chinese Restaurant Japan menyumbang 10.000 yen, dan The President of Nukabe Oil ikut menyumbang bagi sekolah dasar yang selalu berpartisipasi dalam penanaman di TNGGP sebesar 100.000 yen yaitu MI Al-Ikhlas. Tidak hanya itu, MI Al-Ikhlas juga mendapatkan sumbangan berupa alat tulis dari Mr. Koayashi Terumi seorang pemilik toko alat tulis di Jepang.
Tidak berhenti sampai disitu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang, Taman Safari Indonesia dan Gunma Safari Park Jepang menyatakan komitmennya dengan aksi ikut berpartisipasi dalam kampanye penanaman 1 Milyar pohon melalui penanaman di TNGGP. Pada hari yang sama dengan penyerahan donasi, telah dilakukan penanaman pohon secara simbolis di Resort Bodogol, BPTN Wilayah III Bogor TNGGP berupa 40 pohon rasamala oleh rombongan Gunma Safari Park, Staf Ahli Menteri Kehutanan, Direktur Konservasi Kawasan, Direktur Taman Safari Indonesia, Direktur Javan Gibbon Center, Direktur CI-Indonesia.
Suatu komitmen yang diawali oleh tindakan nyata telah dilakukan oleh masyarakat Jepang melalui Gunma Safari Park. Aksi Jepang menjadi contoh yang patut ditiru oleh masyarakat Indonesia baik individu ataupun perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian TNGGP dan Owa Jawa. Jika bukan kita? Siapa lagi? Nyatakan aksimu!
0 comments:
Post a Comment
Silakan memberikan komentar :) terimakasih sudah berkunjung ke forestforlife.web.id